Hari gini,
siapa yang gak punya akun sosial media?
Semua pasti punya atau pernah punya minimal di satu platform apakah itu akun facebook, instagram, atau twitter. Atau malah sudah punya akun Linkedln?
Internet dan sosial media memang sudah menjadi keseharian kita di jaman digital ini. Sebagai sumber informasi, bekerja, bersosialisasi dan bisnis. Produk yang dijual online maupun offline tetap menggunakan internet sebagai sarana pemasarannya melalui sosial media.
Media sosial sudah menjadi keseharian kita dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi.
Pagi hari diawali dengan membuka email dari kontak bisnis dan pekerjaan sambil membuka grup wa kantor, keluarga, teman, komunitas, chatting diseling ucapan sukacita untuk berbagai moment dan terkadang dukacita, ceki-ceki akun sosial media yang minimal ada dua akun, scrolling feeds, komen dan buka stories, ke grup wa lagi, lalu balik lagi ke akun media sosial.
Niatnya cuma mau ceki-ceki sosmed lima belas menitan eh malah keasyikan sampe telat mandi. Sepanjang siang ke sore di sela beragam aktifitas kita tetap terhubung dengan media sosial.
Malam hari sebelum tidur juga teteup ya, yang tadinya cuma mau ceki-ceki bentar sambil nunggu ngantuk eh malah keterusan sampai jam dua malam dan ngantuknya malah gak dateng-dateng.
Hayo siapa niih yang kelakuannya kayak begini saban hari?
Pelototin Gadget Sambil Nunggu Pesanan Cemilan Di Anomali Coffee makassar.
Suasana Di Cozyhomeidea. Ngobrol, Makan, Juga Scrolling, Dilakukan Bersama-Sama.
Farchan The Brondongs Blues Asyik Sendiri Di Bermvda Coffee Jakarta.
Gaya Si Millenial Di Anomali Coffee Makassar.
Bahkan Diatas Tempat Tidur Mama Papa Juga Asyik. Tapi Yang Ini Asyik Milih Lagu Dari Youtube Untuk Dinikmati Bersama.
Susah ya lepas dari jeratan media sosial yang serasa seisi dunia kita ada di situ.
iMom memantau update kegiatan keseharian The Brondongs Blues yang kuliah di luar kota salah satunya ya melalui media sosial mereka. Juga chatting di wag keluarga, Instagram dan Stories mereka. Selain tentu dengan telepon dan sesekali video call. Anak jaman Now itu lebih cepat merespon jika di wa atau di dm. Menerima telpon apalagi video call itu sesekali saja kalau urusannya mendesak.
iMom memantau update kegiatan keseharian The Brondongs Blues yang kuliah di luar kota salah satunya ya melalui media sosial mereka. Juga chatting di wag keluarga, Instagram dan Stories mereka. Selain tentu dengan telepon dan sesekali video call. Anak jaman Now itu lebih cepat merespon jika di wa atau di dm. Menerima telpon apalagi video call itu sesekali saja kalau urusannya mendesak.
Media sosial membuat kita terhubung.
Postingan, caption dan komen mencerminkan perilaku kita.
Ada yang selalu update dengan konten-konten kreatif, informasi kekinian dan edukasi, postingan menghibur mengundang tawa disela rutinitas hari yang hectic, juga ada postingan yang penuh drama dan kebencian. Nah, teman dengan postingan yang menyebar energi negatif seperti ini yang sebaiknya di unfollow atau bahkan di unfriend saja supaya tidak semakin menambah drama kehidupan.
7 Tipe Teman
yang sebaiknya di unfollow saja!
Walaupun tidak pernah berniat mengunfollow, unfriend bahkan mem block teman di media sosial, tetap kita harus melakukan seleksi jika postingan sudah terasa sangat mengganggu kenyamanan bermedia sosial. Setiap orang punya batasan sampai sejauh mana mereka bias mentolerir postingan negatif yang melitas di feed, termasuk iMom.
Dan siapakah teman dengan postingan yang minta di unfollow itu?
1. Over Share
Pernah dengar istilah FOMO?
Fear Of Missing Out ini adalah orang yang dikit-dikit update seakan seluruh kegiatan hidupnya wajib diketahui orang banyak. Batas menjadi kabur antara ruang publik dan ruang pribadi. Berasa tidak hidup di dunia nyata jika orang tidak mengetahui keberadaannya di dunia maya. Menyedihkan.
Ada yang bilang bahwa orang yang kebanyakan share di medsos justru orang yang tidak betul betul menikmati hidupnya. Yang fomo silahkan jawab.
2. Selfie Maniac
Punya teman model begini? Ulala… itu feeds isinya muka dia semua sampe postingan para beauty vlogger menghilang entah kemana.
Angle kiri, kanan, depan, pose malu-malu meong, menggeliat di tembok, pose ala candied lagi nyebrang jalan dan menunduk mencari sendok jatuh, pokoknya satu baju dua puluh pose di upload semua. Dan bukan dua minggu sekali posting beginian tapi setiap hari lengkap dengan caption late post, dibuang sayang, dari koleksi kata-kata mutiara bertema religi atau bahasa Inggris yang gak nyambung dengan fotonya. Yang penting kelihatan intelek begitu.
Tipe ini juga rajin komen di foto selfie kita yang diposting dengan jeda dua minggu sekali bahkan sebulan sekali. Komennya sudah tentu bernada negatif semua seperti “Oh you look nice tapi keliatan gemukan ya say” yang diikuti dengan tag foto selfie dia, masih di laman komen. Pokoknya tidak boleh ada foto selfie yang lebih cetarrr melintas di feeds dia.
Jogging di Paddy Valley Pattalassang Gowa.
Jogging pencitraan di Pantai Kuta Bali.
Selfie Maniac ini semakin parah saat ketemuan and the gang, Car Free day, bahkan saat sedang melayat. Sound familiar uh?
Bandara Internasional Ngurah Ray Bali.
Ke Manado.
Farchan The Brondongs Blues pasrah aja jadi model Om Brewok. Rumah Kebun Bili-Bili Gowa.
Keluarga Sakinah lagi photoshoot di taman menghadap Pantai Losari. Hotel Swissbell Makassar.
iMom akhirnya sampai jugaaa berpose disini, Bromo Tengger Semeru National Park.
Bersama keluarga di Bebek Tepi Sawah Ubud Bali.
Gegoleran dan Malas-Malasan di Suite Room Hotel Novotel Makassar.
Gimana saat sedang on vacation? Oh my!
Bom postingan gencar di setiap bandara, bagasi, boarding pass, pesawat, tiang, pohon, piring, kafe, sampai selfie dengan pose manjah menjemput mimpi di tempat tidur hotel yang di caption “maafkan yaaa muka ngantuknya habis having fun seharian. Thanks God You so nice to me”. Padahal fotonya sudah di take sampe berkali-kali, dipilih beberapa yang menurutnya paling cantik itupun sudah di touch up bolak-balik dari PicsArt ke VSCO! Unfollow.
3. Eksploitasi Anak
My Dear Darling Niece Anisah. Pleasee.... jangan terlalu cepat besar yaa.
Swimming Pool Hotel Aryaduta Makassar.
Bello Gelato Makassar.
Farchan The Brondongs Blues And His Sweet Cousins , Safira & Fadilah.
Rumah Makan Pelangi Makassar.
Cousins : Fadilah, Anisah & Dzikry. Pancious Makassar.
I love kids,
mereka adalah makhluk paling menggemaskan juga mengagumkan dimuka bumi ini termasuk The Brondongs Blues. Siapa siih yang tidak gemes melihat foto atau video kelucuan bayi dan anak-anak. Semua moms tahu dan merasakan sweet moment dan mengabadikan setiap fase kehidupan anak. Saat sedang makan, mandi, main, ketawa,nangis, bahkan saat anak sedang tidur pulas. Moment yang harus diabadikan selamanya.
Tapi banyak moms yang memang sejak awal berniat menjadikan anaknya, sekaligus dirinya, sebagai influencer wannabe agar diendorse beragam produk kan lumayan banget. Nah kelakuan moms haus popularitas seperti ini yang sering kebablasan mengeksploitasi anak secara berlebihan.
Its oke-oke saja sih apalagi kalau anaknya memang photogenic, good looking dan berbakat apalagi kalau sampai bisa mengalahkan anak-anak artis yang memang sejak lahir sudah diikuti jutaan follower.
Tapi plis dong moms jangan sampai detail kegiatan harian anak, data pribadi seperti kartu identitas sekolah, raport, piagam, passport, boarding pass, dan identitas lainnya terbaca jelas sehingga mengundang predator-predator anak yang bersembunyi di dunia maya. Terjadinya penculikan dan phedopilia yang bisa jadi berawal dari ketidaktahuan orang tua memposting informasi identitas anak di media sosial.
Tapi plis dong moms jangan sampai detail kegiatan harian anak, data pribadi seperti kartu identitas sekolah, raport, piagam, passport, boarding pass, dan identitas lainnya terbaca jelas sehingga mengundang predator-predator anak yang bersembunyi di dunia maya. Terjadinya penculikan dan phedopilia yang bisa jadi berawal dari ketidaktahuan orang tua memposting informasi identitas anak di media sosial.
Farchan The Brondongs Blues & iMom. Paris Van Java Bandung.
Seseruan Bersama Farchan & Om Brewok. Rumah Kebun Bili-Bili Gowa.
Malam Takbiran Idhul Adha di Apartemen Kalibata City Jakarta
Bersama Brondongs Blues Farchan & Fachri.
Having Good Time At Starbuck Trans Studio Mall Makassar.
iMom sendiri sejak awal berusaha memberi batasan hal apa yang di posting, ditulis di blog dan di upload di medsos. Anak-anak juga punya hak untuk menolak di ekspos berlebihan walaupun mereka belum bisa menyatakan pendapatnya.
Hargai privasi anak.
Bagaimana jika nanti saat mereka sudah bisa membaca dan ternyata tidak menyukai postingan berlebihan tentang dirinya di medsos mamanya?
4. Penjual Agresif
Batik Boutique. Design And Sketch Oleh iMom. Silahkan Email Ya Jika Kepengen DiDesainkan Kitchen Set, Kamar Tidur, Rumah, Juga Ruang Usaha.
Daripada eksploitasi anak mendingan moms fokus ke personal branding deh.
Apalagi untuk moms yang menggunakan sosial media sebagai sarana jualan produk, jasa, makanan atau promosi blog.
Kerjaan desain yang masuk ke meja iMom juga sebagian besar datang melalui blog Cozyhomeidea dengan melakukan personal branding di sosmed. Hehehee... soft selling ini sih.
Kerjaan desain yang masuk ke meja iMom juga sebagian besar datang melalui blog Cozyhomeidea dengan melakukan personal branding di sosmed. Hehehee... soft selling ini sih.
Bukankah salah satu kelebihan sosial media adalah untuk melancarkan bisnis kita?
Betul sekali, tapi tetap ada etika jualan agar promosi mendatangkan pembelian bukannya malah membuat orang menjadi muak.
My Glitter Turquoise Kutex Ready for Weekend.
Ditengah chatting grup wa atau seru komen di sosmed sedang membahas sesuatu eh tiba-tiba dia nyolot dengan posting jualan, postingan jualan di sosmedpun muncul beruntun bermacam produk setiap lima belas menit dengan tag massal.
Scrolling feed isinya krem pemutih, salep bisul, pencerah selangkangan, pelangsing, panci ajaib, dan penghilang jerawat batu, kutex aman dipake wudhu, pemusnah kanker, dengan caption yang dibuat sedramatis mungkin. Produk paling dicari dan tak segan menjudge hidup orang belum sempurna atau tak akan sembuh jika tidak memakai produk jualannya lengkap dengan contoh kasus yang membuat orang yang sedang berjuang dalam pengobatan merasa berkecil hati . Unfollow
Scrolling feed isinya krem pemutih, salep bisul, pencerah selangkangan, pelangsing, panci ajaib, dan penghilang jerawat batu, kutex aman dipake wudhu, pemusnah kanker, dengan caption yang dibuat sedramatis mungkin. Produk paling dicari dan tak segan menjudge hidup orang belum sempurna atau tak akan sembuh jika tidak memakai produk jualannya lengkap dengan contoh kasus yang membuat orang yang sedang berjuang dalam pengobatan merasa berkecil hati . Unfollow
5. Drama Queen
Tadi malam postingannya penuh curhat dan keluh kesah, pagi ini postingannya dipenuhi foto ala travel blogger dan segala kenyamanan hidup, kemudian malamnya postingan berisi screenshot pembicaraan di wag disertai nyinyir menyindir. Konflik. Korslet.
Sangat haus perhatian dengan mencari sisi negatif orang. Capek deeh.
Desa Wisata Tegalalang Ubud Bali.
Breakfast menghadap Pantai Lovina. Puri Saron Hotel Lovina Beach Singaraja.
Santai And Relax Di Puri Saron Hotel Lovina Beach Singaraja.
Si drama queen ini bisa membuat orang yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba merasa kehidupannya begitu buruk setelah membanding-bandingkan dengan kehidupan postingan lifestyle hedon si drama queen yang begitu terpampang nyata.
Percayalah Marimar, kehidupan di sosmed tak seindah kehidupan di alam nyata.
Brenti ko skrol pi ko mandi! Unfollow
6. Mendadak Spiritual
iMom sangat suka dan mengikuti beberapa akun religi atau pemuka agama yang berisi postingan yang menyejukkan hati menambah wawasan beragama disertai ajakan dan tata cara untuk semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Bukankah itu salah satu manfaat kita bersosial media dengan mengikuti syiar agama untuk kemaslahatan banyak orang?
Tapi banyak orang yang tidak mampu menjaga toleransi dengan pemeluk agama lain sebagai pengguna media sosial. Postingannya melulu berisi hujatan, menghakimi, mengatakan orang kafir dan masuk neraka jahanam apalagi disertai tag ke sejumlah teman dengan catatan tambahan untuk segera bertobat. Postingan kayak gini nih yang minta diunfollow karena mengusik ketenteraman hati umat beragama yang senantiasa disirami nilai-nilai rohani yang membawa kesejukan dan ketenangan.
7. Political Expert Wannabe?
Nah ini dia nih yang rawan menimbulkan perpecahan antar golongan, antar teman bahkan antar saudara. Tiba-tiba saja semua merasa berkompeten membahas politik.
Its oke aja orang ngomongin politik di media sosial.
Tapi tentu dari sudut pandang yang memahami betul seperti praktisi atau sebagai pakar politik misalnya yang pandangannya membuka cakrawala baru dalam memahami politik dan isu-isu yang sedang menjadi pembicaraan hangat di negeri ini. Utamanya iMom yang perlu banyak pencerahan dan wawasan dalam memahami politik praktis.
Berbeda pendapat itu wajar saja.
Negara ini terdiri dari keberagaman suku, budaya, agama dan geografis. Lha gak mungkin pendapat orang harus seragam dari Sabang sampai Merauke. Orang tinggal serumah aja bisa berbeda pilihan politiknya koq. Dan itu terjadi di keluarga kami yang tetap adem ayem aja tuh.
Sayangnya lebih banyak yang berisik di media sosial utamanya saat Pilpres kemarin. Bukannya saling mengemukakan keunggulan masing-masing malah saling melempar argumen pedas, ikut menyebar hoax, saling menjelekkan, mengumpat, dan membuka aib. Songong.
Telunjuknya udah kemana-mana lupa kalau diri sendiri juga punya aib. Bahkan jika kamu punya hubungan sejenis, hubungan kekerabatan bahkan punya hubungan intim sekalipun kamu tetap gak punya hak untuk membuka aib orang. Unfollow.
i love sosmed,
it makes people connected.
Pertemuan Rutin Dengan Teman-Teman Blogger MAM Makassar.
Java Jazz Festival Jakarta.
Reunian Teman Kantor Bangun Nusa, Raya Graha, Arteka Di Sanur Bali.
Family Vacation Dengan Mamie Papie Di Bebek Tepi Sawah Ubud Bali.
Nongki Bahagia Bersama Om Brewok, My Sisters Dan Ponakan Di Congo Dago Pakar Bandung.
Menjadi masyarakat di dunia maya dan dunia nyata tetap ada etiketnya.
Apalagi sekarang sudah ada undang-undang IT yang menjerat orang dengan postingan seenak udel dan sedangkal berpikirnya. So, diperlukan kecerdasan dalam bersosial media agar tidak berakhir di penjara.
Bersih_bersih Akun Yuk!
Tidak hanya rumah dan seisinya yang perlu beberes dengan menerapkan konsep Kon Merry, bersosial media juga harus dibuat sebersih dan semenyenangkan itu!
Jadwalkan bersih-bersih akun dan isi feed dengan hal-hal yang inspiratif dan kreatif, produktif, menambah wawasan dan keimanan saja.
Akun-akun yang menyebar energi negatif sebaiknya diunfollow saja. Dan jangan lupa untuk selalu menjaga jalinan silaturahim yang menyehatkan jiwa dan membuat panjang umur.
Om Brewok Dan Jerry, Founder Of Makassar Jazz Festival Di Fort Rotterdam Makassar.
Mari mengelilingi diri dengan senantiasa berada di pusaran aliran energi positif di dunia nyata maupun di dunia maya.
Be Happy, Be You.