Nikmati Dua Keunikan Ini Saat Berada Di PPLH Puntondo.
Kamis, Agustus 30, 2018
Koq belum sampai-sampai juga ya.
Begitu pertanyaan iMom dan Om Brewok saat terantuk-antuk di jalanan yang sempit dan bergelombang. Jauuh sekali.... kasang rasanya sudah mendekat ke tujuan terkadang malah seperti kehilangan arah karena minim penunjuk jalan.
Baca juga :
Strawberry Land Malino.
Baca juga :
Strawberry Land Malino.
Perjalanan ke PPLH Puntondo Takalar weekend kemarin memang spontan saja kami lakukan tanpa Googling dulu seperti biasanya kalau berniat ke suatu tempat yang belum pernah kami kunjungi. Kemarin itu cuma sempat membuka dua video Youtube untuk sekedar memperoleh gambaran suasananya saja. Pernah liat di sosmed koq kayaknya asyik juga kali ya kalau kita ke sana dan pepotoan di situ.
PPLH Puntondo
Terletak di Dusun Puntondo Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang Takalar Sulawesi Selatan.
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo. Berada di wilayah konservasi yang berjarak 500 meter dari bibir Pantai Laikang, PPLH Puntondo dijalankan secara independen dan profesional dengan Ekosistem Laut dan Pesisir sebagai program unggulannya.
Kami sih pede saja karena bulan Juli kemarin sudah pernah beramai-ramai dengan keluarga Om Brewok ke Pantai Tope Jawa.
Berbekal daya ingat yang kayaknya tidak terlalu bisa diandalkan ya waktu itu sempat membaca papan peunjuk jalan jika jarak ke PPLH Puntondo dari Pantai Tope Jawa sekitar 21 kilometer lagi.
Tidak jauh setelah melewati Pantai Tope Jawa kita senang-senang saja apalagi ketika melewati spot pinggir pantai yang ramai pengunjung lengkap dengan fasilitas penginapannya. Oh ternyata ada juga ya tempat seperti ini disini, begitu kami ter emejing bersama dan berniat mampir sepulang dari PPLH Puntondo.
Tapi ternyata ... jarak 21 kilometer yang tidak bisa juga dibilang dekat itu harus kami tempuh dengan tiga kali turun bertanya pada penduduk lokal diseling berhenti karena tumpukan tebangan pohon menutupi jalan dan beberapa persimpangan sepi tanpa penunjuk jalan. Sigh!
Jalan desa yang berkelok dan tentu tak selamanya mulus itu terasa lamaaa sekali entah dimana ujungnya.
Sepertinya kami mengambil jalan yang keliru.
Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah kami berdua sama-sama baru menyadari jika kami kehabisan paket data internet. Jodoh.
Walaupun PPLH Puntondo itu letaknya di paling ujung Teluk Laikang atau sekitar 60 kilometer dari kota Makassar, tapi gak begini juga keless kondisi tempuhnya.
Semangat iMom mulai kendor dan berniat untuk kembali pulang saja.
Pemandangan yang terhampar dihadapan mata ini yang membuat kami kembali berharap senang. Sebentar lagi sampai.
Pantai pasir putih dengan dengan perahu-perahu nelayan serta hamparan jemuran rumput lalu di sepanjang kanan dan kiri jalan.
Masyarakat Dusun Puntondo mayoritas masih menjalankan tradisi lokal sebagai nelayan ikan dan rumput laut. Nuansa keunguan rumput laut yang mulai mengering memberi memberi aksen tambahan warna yang semakin mempercantik panorama biru dari laut dan langit.
Kami sempatkan mampir keluar dari mobil untuk merasakan semilir angin dan hawa pantai yang sarat aroma rumput laut.
Baca Juga :
Horeee... akhirnya sampai juga!
Dengan membayar Rp. 15.000 kami masuk ke kawasan PPLH Puntondo yang jalan batu alamnya di apit pepohonan tinggi yang rimbun.
Beberapa sculpture kayu yang digrafis warna-warni ceria memberi aksen menarik di antara beberapa bangunan berarsitektur vernakular Makassar berupa rumah panggung yang di sebut 'Balla Lompoa".
Fasilitas Penunjang yang disediakan di PPLH Puntondo.
Untuk mendukung program unggulan yang dilakukan PPLH Puntondo menyediakan beberapa fasilitas penunjang proses pembelajaran antara lain dengan keberadaan beberapa rumah panggung yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing, yaitu :
. Pendopo atau Ruang Informasi
. Ruang Seminar
. Perpustakaan
. Asrama berkapasitas banyak terpisah antara putra dan putri
. Mushollah
. Boat dan perlengkapan renang
. Restoran dan toilet bersih
Ya, untuk yang kepingin menginap tersedia tiga bungalow kapasitas empat orang dan tiga bungalow kapasitas enam orang, semuanya memiliki kamar mandi terbuka di bagian bawah rumah panggung yang dindingnya dipisahkan tembok antara satu dan lainnya untuk menjaga privasi.
Harganya sekitar Rp. 450.000 / malam.
Ayoo, yang mau honeymoon silahkan ya jika suka dengan suasana hening sepi disini.
Semua bangunan rumah panggung di bangun dengan konsep ramah lingkungan. Memperhatikan unsur ventilasi udara alami dengan menerapkan banyak bukaan pada jendela dan pintu sehingga seluruh bangunan tidak perlu menggunakan penghawaan buatan atau AC walaupun di siang yang terik, menggunakan lampu dengan daya yang rendah, serta tidak disediakan televisi.
Waduuh tidak sempat tanya itu bagaimana dengan free wifi, tidak tersedia jugakah?
Jembatan kayu yang unik menjadi penghubung antara rumah panggung dan bungalow. Pepohonan rimbun dan Bougenvile berbunga ungu yang cantik menjadi pemandangan sisi kanan dan kiri jembatan kayu yang panjang dan berkelok ini. Sungguh sebuah area yang asyik untuk photo shoot ya.
Tapi koq iMom itu agak sedikit parno ya dengan pijakan kayu di jembatan ini. Mengingat ini area outdoor yang selalu terpapar panas dan hujan membuat pijakan kayunya terasa rapuh. Apalagi area ini sebagai akses utama yang tentunya memikul beban banyak orang. Struktur penyangga pijakan kayunya hanya berada di bagian kanan dan kiri saja tanpa penyagga dibagian tengah yang semakin membuat pijakan kayunya terasa melendut berayun saat di lewati.
So, hati-hati melangkah supaya aman terkendali sesi photo shootnya ya, jangan sampai jembatan kayu nan eye catching ini malah menjadi stairway to heaven.
Karena kami datangnya sudah sore dan sepertinya pengunjung juga tidak terlalu banyak ya, suasana cantik ini jadi serasa milik kami berdua saja.
Sebenarnya kepengen mencoba menu di restoran yang katanya menyediakan menu sehat tanpa msg, juga duduk menikmati pemandangan pantai dari atas restoran rumah panggung sambil ngemil pisang goreng dan teh panas.
Dibawah kilau matahari sore dan angin kencang bertiup kami sempatkan sejenak berjalan-jalan di pantai berpasir putih.
So far, PPLH Puntondo ini layak mengisi weekend kalian.
Semilir angin dan hamparan pasir putih di sepanjang pantai menuju lokasi, perahu-perahu nelayan yang di tambatkan dan rumput laut memberikan nuansa berbeda dari hiruk-pikuk kota Makassar.
Area di dalam kawasan yang rimbun dan sejuk juga memberi nuansa berbeda dari destinasi liburan setempat yang selama ini biasa kita kunjungi.
Baca juga :
Nona-Nona Silicon Di Alcazar Cabaret Pattaya Bangkok.
Baca juga :
Nona-Nona Silicon Di Alcazar Cabaret Pattaya Bangkok.
Tips Sebelum Bepergian.
Biasalah ya setiap mau bepergian ke suatu tempat apalagi ke luar kota, selalu ada beberapa hal juga beberapa item bawaan yang iMom persiapkan sebelumnya, seperti :
. Waktu Berangkat
Setelah Dhuhur adalah waktu yang tepat menuju PPLH Puntondo.
Kami keluar dari rumah setelah Dhuhur dan sempatkan makan siang di Sungguminasa dengan asumsi bahwa waktunya cukup ini dengan perjalanan sampai disana kira-kira setelah Ashar. Saat yang tepat untuk menikmati suasana karena matahari sudah tidak terik dan cahaya sorenya bagus untuk pepotoan. Sama sekali tidak membayangkan akan salah mengambil jalan yang menyebabkan kami tiba disana mendekati jam 5 sore saat PPLH Puntondo akan tutup. Padahal kalau melewati jalan yang lurus dan benar sih paling juga waktu tempuh hanya sekitar dua jam lebih.
. Googling dulu deh sebelumnya dan pastikan paket data internetnya cukup. Jangan sampai kejadian seperti kami yang sangat kepedean merasa sudah tahu arah dan tujuan. Hehehe...
Oh ya, cek kondisi mobil. Karena kalau ada apa-apa dijalan sepi yang cuma dikelilingi pepohonan tentu akan susah untuk segera mendapat pertolongan apalagi pengunjung juga tidak banyak. Jadi jangan terlalu berharap akan berpapasan atau beriringan dengan mobil lain.
. Bawa air mineral di tas, cemilan dan playlist asyik selama berkendara.
. Pilih sepatu yang nyaman karena akan berjalan di jalan yang tidak rata dan berpasir. Sepatu sendal nyaman yang tahan air juga its oke.
. Pakai baju yang menyerap keringat dan tidak terlalu tipis karena angin kencang bertiup. Maklumlah usia cantik seperti iMom suka gampang masuk angin. Kan gak lucu ya kalau sepanjang perjalanan pulang diisi muka bete yang kebelet kerokan.
Lupain dulu deh terusan panjang melambai menyapu lantai dan kudung yang dibelit menumpuk, untuk alasan kepraktisan saja.
. Pakai sunblock bawa tubenya sekalian untuk diulang lagi setelah beberapa jam.
Jangan sampai biaya investasi perawatan muka rusak dalam sekejap.
. Bawa payung jika datangnya siang hari dan ingin berfoto di pantai. Juga topi dan kecemete sebagai must item untuk photo shoot.
. Bawa tongsis dan tripod juga boleh.
. Dan jangan lupa bawa lotion anti nyamuk dan obat gatal.
Banyak ya persiapannya.
Dan, Jalan Pulangnya Ternyata Lebih Singkat.
Oh iya satu lagi, pulangnya jangan terlalu sore supaya tidak gelap kemalaman di jalan.
Sebenarnya kami kepengen mampir menikmati dan motret sunset yang jelas terlihat di sepanjang pantai yang di lewati tapi takut keburu gelap dan sendirian melanjutkan perjalanan. Jadi dilema siih karena sudah jauh-jauh datang koq gak menikmati sunset yang berbeda dengan scene Pantai Losari.
Sebelum meninggalkan PPLH Puntondo Om Brewok memang sengaja mengajak jalan beriringan dengan salah satu pengendara motor yang tujuan ke Limbung. Kebetulannya lagi karena kami pulangnya paling sore jadinya bisa jalan beriringan juga dengan truk yang membawa karyawan pulang.
Dan ternyata iring-iringan membawa kami membawa kami melewati jalan yang berbeda dengan jalan yang kami tempuh ketika datang.
Jalan yang kami lewati ini sudah di beton dan sebagian ada yang juga ditutup aspal dan jarak tempuhnya juga lebih singkat.
Baru nyadar beneran ini kalau ternyata di awal tadi kami memang mengambil jalan yang keliru. Oh.
Mendekati area pantai sebelum Pantai Tope Jawa yang tadinya kami rencana sepulang dari PPLH Puntondo mau mampir sebentar ternyata niatnya kami urungkan. Selain karena sunset sudah tak nampak lagi dan jalan sudah mulai gelap, juga karena area sepanjang jalan pinggir pantai dipenuhi orang berkerumun untuk menonton balap motor liar!
Photo Shoot Mode On.
Ada dua hal unik yang iMom rasakan saat berada disini, yaitu pertama adalah suasana dalam kawasan di bagian bawah yang khas dengan penataan bangunan berupa rumah panggung, pantai dak kerimbunan vegetasi lokal, dan suasana yang sama sekali berbeda dirasakan dari atas saat berjalan di jembatan kayu yang diapit nuansa pink Bougenvile. Cantik.
Pengalaman yang harus kalian rasakan sendiri.
Pengalaman yang harus kalian rasakan sendiri.
Lantas, bagaimana dengan pepotoan?
Kudu, harus itu.
Ini dia, again, beberapa photo shoot dari lensa Leica milik Om Brewok.
Karena scene uniqnya ini sudah pastilah banyak yang mengabadikannya sebagai lokasi prewed. Kalau kami berdua sih cukuplaah pepotoan ala-ala prewed saja.
Sepertinya lebih asyik kesininya jika beramai-ramai dengan keluarga juga bersama teman-teman yang heboh. Tentunya kamera jangan sampai lupa dong ya.
Penting itu supaya kalian bisa photo shoot ala selebgram. Dijamin Instafeed dan IG Story bakalan keren membahana dibanjiri pertanyaan :
" ini dimana cyiiin ... ?".
Next weekend enaknya jalan-jalan kemana lagi ya, kalian ada ide?
Share dong di kolom komentar.
Salam Kreatif,
Be Happy, Be You.
14 komentar
Wah... sepertinya keren... tapi suhunya lebih panas makassar atau disana kakak? ^_^
BalasHapusiya keren banget. Kalau suhunya siih kayaknya sama aja dengan suhu di Makassar. Sama-sama puanaasss. Tapi, kalau di kawasan sini justru adem karena penuh pohon yang rimbun dan berangin sepoi.
HapusAiihh...iMom n Om Brewok akhirnya sampe juga ke Puntondo. Saya berkali kali bawa siswa kesini tp gk pernah nginap. Lapan ya kita bisa bareng bareng kesini pake acara nginap
BalasHapusWaah kaka Abby ternyata sudah sering kesini yaaa. So far, spot-spot dimana saja niih yang jadi favorite kaka Abby. Next kita barengan kesini yuuk. Bawa cemilan yang banyak plus properti foto yang keren-keren, oke?
HapusWow cantiknya itu jembatan kayu yang berhiaskan bunga bougenville di kiri kanannya. Jadi pengen ke sini juga, ntar aja paksu deh lumayan nggak jauh lah kak kalau Takalar doang mah 😁. Instagramable PPLH here I come 😆.
BalasHapusIyaa teteh sok atuh ajak beduaan si Paksu pepotoan disini. Bisa kubayangkan hasilnya kan indah ala travel magazine.
HapusCantik tempatnya kak dan masih sepiii. Apa mungkin karena belum terlalu dipromosiin di medsos?
BalasHapusWah, kalo gt bisa tuh kita masukin proposal #eh ������
Hahahahaaa... ini dia niih pola pikir blogger yang patut di maintain. Selalu maju selangkah ke depan ya mamie. Tidak cuma datang tapi juga do action untuk manfaat banyak orang. Share share and share.
HapusPasti banyak ki stok foto IGnya Kak Novie 😇. Cantiknya di sana dih. Dan keheningannya cocok buat honeymoon 💕
BalasHapusIya banyaklaah kaka Niar. Tapi baru satu yang di publish ke FB belum ada yang masuk IG. Kalau saya sih kurang cocok honeymoon ditempat sunyi hening begini. Takut gak ada yang ngintip hehehehe....
HapusPernah kesini juga beberapa tahun lalu, memang pemandngannya keren. Jika menginap harus hati-hati soalnya nyamuknya sangar bhahaha...
BalasHapusWah sudah keduluan kak Dawiah ini. Memang nyamuk disini lebih agresif dan nduut-nduut makanya saya sarankan bawa obat nyamuk yang banyak supaya bisa di pake berame-rame. Nyamuknya pada takut kaan.
HapusWahhhhh imom pas banget minggu depan nanti saya mau ke sini sama keluarga besar ala ala gathering gitu... pas banged deh komenin postingan imom yg ini ahahha senangkuu
BalasHapusOh ya? koq bisa kebetulan ya dengan postingan ini tayang. Jangan lupa Qiah sayang bawa perlengkapan yang saya sebutin di atas plus perlengkapan anak-anak. Minyak tawon dll. Cemilan dan mainan di banyakin yaa. Enjoy holiday enjoy PPLH Puntondo. Oh iya, makasih ya Qiah sayang sudah dibantu mengaktifkan tombol reply disini. Youre the best deh.
Hapus